Mataram, tamansiswabima.ac.id – Suasana khidmat dan bangga mewarnai penghujung kegiatan Latihan Pemimpin BERADAB STKIP Taman Siswa Bima (Tamsis) yang digelar di Hotel Jayakarta Mataram. Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hj. Indah Dhamayanti Putri, S.Ip., M.IP., hadir memberikan apresiasi mendalam, seraya menitipkan harapan besar kepada kampus yang sedang bersiap menjadi motor intelektual Pulau Sumbawa.
Di hadapan peserta pelatihan yang terdiri dari pemimpin organisasi tata kelola (OTK) lingkup Tamsis, Wagub NTB menyampaikan kebanggaannya atas eksistensi dan semangat STKIP Tamsis Bima dalam membangun generasi pemimpin yang tidak hanya kuat secara akademik, tapi juga bijak dalam menjaga hubungan dan membangun jejaring sosial yang konstruktif.
"Saya bangga memiliki ketua perguruan tinggi seperti Dr. Ibnu Khaldun yang mampu menjaga hubungan baik dari semua sisi. Di provinsi, beliau tahu menempatkan diri. Di masyarakat, beliau hadir dan memberi," tutur Umi Dinda (sapaan).
Pemimpin Tak Hanya Hebat, Tapi Harus Menggugah dan Mengayomi
Menurutnya, menjadi pemimpin bukan sekadar mengejar label akademik, tetapi juga kemampuan menjalin hubungan, membangun komunikasi yang beradab, dan menciptakan iklim kolaboratif. Ia menyinggung bahwa bahkan sebagai Wagub NTB dan mantan Bupati Bima dua periode, ia terus belajar tentang pentingnya menjaga komunikasi dengan semua pihak. Bahkan dengan yang tak sepaham sekalipun.
Ia pun membagikan kisah inspiratif dari seorang tokoh kepolisian yang mengajarinya untuk menjabat tangan 150 orang setiap hari. Termasuk pihak yang tidak menyukainya. "Senyum itu bukan sekadar ekspresi, tapi pancaran keikhlasan dari dalam hati," katanya penuh makna.
Tamsis di Panggung Strategis: Kontributor Kemajuan IPM dan Intelektual NTB
Dalam pidatonya, Umi Dinda menyampaikan bahwa Tamsis kini menjadi perhatian publik. Kampus yang dulu sederhana kini bergerak agresif dalam mengejar kualitas. Targetnya jelas, memiliki 30 dosen bergelar doktor pada tahun 2027, membuka program Pascasarjana, dan memperluas pengaruh akademik hingga mampu mendorong kemajuan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) daerah.
Ia juga mengamini pentingnya kampus menjadi wadah aspirasi mahasiswa dan pusat pembinaan karakter yang autentik. Apalagi Tamsis dikenal dengan program Subuh berjamaah, iklim dzikir, dan budaya akademik yang menghargai keikhlasan.
"Saya senang sekali jika bisa menjadi dosen di kampus ini. Di tengah tantangan dan keterbatasan, Tamsis bisa melaksanakan kegiatan sehebat ini. Saya titip doa: semoga semua yang hadir di sini kelak bisa sukses, tidak hanya dalam karier, tetapi juga bermanfaat untuk Dana Mbojo," ungkapnya.
Menutup dengan Harapan: Bersama Tamsis Menuju Perubahan
Jelang penutupan, sesi diskusi antara Wagub NTB dan para peserta semakin menegaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya ajang formalitas. Beberapa pertanyaan kritis dari dosen seperti Ahyar, M.Pd., dan Dr. Syarifudin, M.Pd., dibalas dengan refleksi mendalam. Isinya, tentang pentingnya public speaking berbasis empati, dan usulan agar pemerintah membuka ruang apresiasi mahasiswa di lingkungan kampus.
Umi Dinda menggarisbawahi, bahwa ke depan, pemerintah daerah siap berkolaborasi lebih erat dengan perguruan tinggi. Termasuk STKIP Taman Siswa Bima, dalam menciptakan generasi pemimpin yang tidak hanya cakap, tapi juga punya nilai, karakter, dan daya tahan moral.
Dari Jayakarta untuk Indonesia Timur, Tamsis Menjawab Tantangan Zaman
Kehadiran Umi Dinda bukan hanya sebagai pejabat, tetapi sebagai sahabat kampus, guru kehidupan, dan inspirator perubahan. Workshop Pemimpin BERADAB telah menunjukkan bahwa kampus ini bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat tumbuh. Dan dari Mataram, nyala semangat itu membakar harapan: bahwa dari Tamsis, akan lahir pemimpin yang tidak hanya cerdas berpikir, tetapi juga tulus dalam melayani. (tim)